Memanfaatkan Sampah Non Organik
Mendaur ulang sampah pakaian
Sampah pakaian adalah salah satu sampah yang banyak menumpuk. Hal ini dikarena banyak orang bersikap konsumtif dalam membeli pakaian, sehingga banyak pakaian yang terbuang.
Berikut adalah contoh kegiatan mendaur ulang baju:
Jenis dan Contoh Sampah Organik
Jenis dan Contoh Sampah Anorganik
Mendaur ulang plastik
Mendaur ulang sampah plastik menjadi barang baru yang lebih berguna merupakan contoh kegiatan pemanfaatan sampah.
Dilansir dari National Geographic, dalam enam dekade manusia menghasilkan 8,3 miliar metrik ton sampah plastik dan 91 persennya tidak didaur ulang.
Sehingga plastik menjadi bahan yang sangat berlipah untuk didaur ulang. Contoh pemanfaatan sampah plastik adalah:
Baca juga: Sikap Positif dalam Membuang Sampah
Pemanfaatan Sampah Anorganik
Pemanfaatan sampah, baik organik maupun anorganik, merupakan salah satu pilar utama dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan keberlanjutan yang berkelanjutan. Di tengah pertumbuhan populasi dan perkembangan industri yang pesat, volume sampah yang dihasilkan terus meningkat, sehingga menimbulkan tantangan besar bagi pengelolaan sampah di banyak daerah. Namun, dengan pendekatan yang tepat, sampah tidak lagi harus dipandang sebagai masalah yang membebani, melainkan sebagai sumber daya yang berharga dan bisa dimanfaatkan kembali.
Sampah organik yang berasal dari bahan-bahan hayati memiliki potensi besar untuk dikonversi menjadi berbagai produk yang bermanfaat. Misalnya, melalui proses dekomposisi alami, sampah organik dapat diubah menjadi pupuk kompos yang meningkatkan kesuburan tanah, mendukung pertanian berkelanjutan, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sintetis. Selain itu, dengan teknologi seperti digester biogas, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi terbarukan, seperti biogas dan listrik, yang tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.
Sampah anorganik, meskipun lebih sulit terurai secara alami, juga memiliki potensi yang besar untuk didaur ulang dan digunakan kembali. Konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle) menjadi kunci dalam pengelolaan sampah anorganik. Dengan menerapkan reuse, banyak barang yang masih memiliki nilai guna dapat digunakan kembali, mengurangi kebutuhan akan produksi barang baru. Pengurangan (reduce) dapat dimulai dengan kesadaran konsumen untuk memilih produk yang lebih ramah lingkungan dan memiliki masa pakai yang lebih lama. Sedangkan daur ulang (recycle) memungkinkan sampah anorganik diolah menjadi produk baru, menghemat sumber daya alam, dan menciptakan peluang ekonomi yang baru.
Pemanfaatan sampah tidak hanya memberikan manfaat ekologis, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan. Industri daur ulang, misalnya, telah menjadi sektor ekonomi yang berkembang pesat, menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk-produk bernilai tinggi dari material yang sebelumnya dianggap tidak berguna. Di sisi lain, penggunaan teknologi hijau dalam pengelolaan sampah, seperti pengolahan biogas atau daur ulang plastik menjadi bahan bangunan, menunjukkan bagaimana inovasi dapat memecahkan masalah lingkungan sekaligus menghasilkan nilai ekonomi.
Lebih dari sekadar pengelolaan sampah, pemanfaatan sampah juga merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membangun ekonomi sirkular, di mana sumber daya digunakan secara berkelanjutan dan siklus hidup produk diperpanjang sebanyak mungkin. Ekonomi sirkular ini bertujuan untuk mengurangi limbah dan emisi dengan menjaga produk, material, dan sumber daya tetap berada dalam ekonomi selama mungkin.
Namun, untuk mewujudkan pemanfaatan sampah yang optimal, dibutuhkan kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat umum. Pemerintah perlu menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, sementara sektor swasta diharapkan dapat mengembangkan inovasi teknologi dan bisnis yang memanfaatkan sampah sebagai bahan baku. Masyarakat, sebagai produsen utama sampah, juga harus berperan aktif dalam pengelolaan sampah melalui praktik 3R dan kesadaran lingkungan yang lebih tinggi.
Secara keseluruhan, pemanfaatan sampah organik dan anorganik bukan hanya sebuah solusi praktis untuk mengatasi masalah limbah, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan menjadikan sampah sebagai sumber daya, kita tidak hanya mengurangi beban lingkungan tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau, bersih, dan sejahtera untuk generasi mendatang.
Sumber:https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7029990/perbedaan-sampah-organik-dan-anorganik-jenis-contoh-dan-pemanfaatannya
KOMPAS.com – Memanfaatkan sampah adalah kegiatan mengubah sampah yang dianggap tidak berguna, menjadi barang baru yang lebih berguna.
Berikut beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan untuk memanfaatkan sampah:
Mendaur ulang sampah kertas
Selain plastik dan pakaian, kertas juga merupakan salah satu jenis sampah yang banyak dijumpai. Kamu dapat mendaur ulang sampah kertas dengan cara membuat kertas daur ulang dan membuat kerajinan dari sampah kertas juga karton.
Satu lagi contoh pemanfaatan sampah adalah pembuatan kompos. Kompos adalah pupuk bagi tumbuhan yang berasal dari sampah organik.
Sampah organik biasanya berasal dari sisa pengolahan makanan, sisa makanan dan bahan makanan, juga makanan yang basi.
Mengutip dari UN Environment Programme, sekitar 1,3 miliar ton makanan yang diproduksi di dunia terbuang setiap tahunnya. Sampah yang sangat banyak tersebut dapat dibuat menjadi kompos untuk pertanian dan perkebunan.
Baca juga: Menjaga Lingkungan dari Sampah Plastik
TAPANACHE (SELAI DARI KULIT BUAH)
Cara keempat juga tak kalah bermanfaat nih! Kamu suka buah pisang? Jika ya, Kamu bisa membuat selai buah dari limbah kulitnya lho! Menarik bukan, bisa dapat selai gratis dan bergizi hanya dari kulit buah yang selama ini kita buang!
Menarik, bukan? Ternyata sisa-sisa makanan atau sampah organik yang selama ini langsung kita masukkan ke tempat sampah, bisa diolah jadi produk-produk bermanfaat! Selain kita dapat manfaat lebih banyak, kita juga membantu mengurangi tumpukan sampah organik di lingkungan. Selamat mencoba!
Sampah organik kembali menjadi fokus utama dalam upaya menjaga lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Salah satu langkah positif Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Malang menuju pengelolaan limbah yang lebih efisien, melakukan praktik daur ulang sampah organik menjadi kompos.
Proses ini melalui pengumpulan sisa-sisa organik seperti sisa makanan, daun, dan tanaman yang layu, dan kemudian menguraikannya secara alami. Mikroorganisme alami membantu memecah materi organik menjadi bahan kompos yang kaya akan nutrisi. Hasil akhir dari proses ini adalah kompos, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah di kebun toga atau taman FIS UM.
Manfaat dari transformasi sampah organik menjadi kompos adalah berlipat ganda. Pertama, ini mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, yang dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Kedua, kompos yang dihasilkan dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berpotensi merusak tanah dalam penggunaan jangka panjang.
Semakin banyaknya orang yang terlibat dalam upaya ini membawa harapan untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Transformasi sampah organik menjadi kompos bukan hanya mengurangi dampak negatif pada lingkungan, tetapi juga membantu membangun masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian bumi kita.
“Sejak program Saya Dari Ibu (SADARI) berjalan, terlihat peningkatan gizi pada balita. Ada 3 balita yang sudah lulus dari stunting.
Sampah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia maupun alam, yang tidak lagi digunakan dan harus dibuang. Secara umum, sampah dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk pengelolaan sampah yang efektif, karena kedua jenis sampah ini memiliki karakteristik dan cara penanganan yang berbeda.
Sampah organik adalah jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati atau alami, seperti sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, dan hewan. Sampah ini bersifat biodegradable, yang berarti dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dalam jangka panjang. Contoh umum dari sampah organik termasuk sisa makanan, daun-daun kering, dan sisa sayuran.
Kebanyakan sampah organik berasal dari rumah tangga dan sektor pertanian, dan sampah ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali menjadi produk yang berguna seperti kompos atau pakan ternak. Meskipun sampah organik mudah terurai, jika tidak dikelola dengan baik, sampah ini dapat menimbulkan bau tak sedap dan menarik hama.
Sampah anorganik, sebaliknya, adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan nonhayati, baik itu produk sintetis atau hasil dari proses teknologi. Sampah ini biasanya lebih sulit terurai oleh mikroorganisme, dan bahkan jika bisa, memerlukan waktu yang sangat lama, hingga ratusan atau bahkan ribuan tahun. Contoh dari sampah anorganik meliputi plastik, logam, kaca, dan produk elektronik yang tidak lagi digunakan.
Sampah anorganik merupakan masalah lingkungan yang besar, karena banyak dari bahan ini tidak dapat terurai dengan cepat, dan bisa menyebabkan pencemaran tanah dan air jika tidak dikelola dengan benar. Oleh karena itu, pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sangat penting dalam pengelolaan sampah anorganik.
Memanfaatkan Sampah Organik Menjadi PUPUK ALAMI
Sudah tidak asing lagi bukan kalau sampah organik bisa jadi pupuk alami (kompos). Apalagi untuk Kamu yang suka berkebun, pasti butuh pupuk kan? Nah, daripada terus menerus membeli pupuk, lebih baik kita buat sendiri pupuk organik dari sampah organik didapur!
Pelajari cara membuat pupuk alami divideo ini, mudah!
Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik
Meskipun dianggap sebagai benda buangan, sampah organik dan anorganik sebenarnya memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan kembali, baik untuk kebutuhan rumah tangga, industri, maupun sebagai sumber energi terbarukan. Pemanfaatan ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga bisa memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.
Memanfaatkan Sampah Organik sebagai Alternatif Pakan Ternak
Dwi Rahayu Ambarwati,[email protected], Dinkes_klaten
Sampah organik merupakan bahan sisa atau limbah yang berasal dari bahan alami yang dapat terurai seperti daun kering, sayur-sayuran atau buah-buahan yang sudah layu, tanaman, hewan dan sebagainya. Tanpa adanya penangulangan yang baik, sampah semakin lama akan semakin menumpuk dan akan berakibat serius untuk lingkungan serta kesehatan keluarga dan masyarakat. Salah satu cara mengatasi penumpukan sampah organik yang terus bertambah yaitu dengan memanfaatkan media budidaya ulat/maggot lalatBSF (Black Soldier Fly) sebagai alternatif pembuatan pakan ternak.(Alizahatie, 2019)
Maggot merupakan organisme yang berasal dari telur lalat BSF (Black Soldier Fly) yang menjadi salah satu agen biokonversi atau pengurai untuk menciptakan tepung BSF. Kandungan nutrisi pada maggot sangat menjanjikan dan terbukti memiliki kandungan nutrisi yang mirip dengan pakan ikan. Maggot menjadi salah satu alternative pakan yang mengandung protein hewani tinggi kisaran 30-45%.(Azir et al., 2017)
Tujuan pembuatan pakan ternak dari maggot lalat BSF dengan menggunakan sampah organik rumah tangga yaitu dapat meringankan para peternak untuk meningkatkan kualitas hewan ternak dengan biaya yang lebih terjangkau. Selain itu budidaya maggot ini memiliki tujuan lain yaitu memberikan tambahan penghasilan dari sampah organik yang dimiliki serta dapat mengurangi volume sampah yang mencemari lingkungan.(Kementrian Pertanian, 2016)
Langkah-langkah budidaya maggot dari sampah organik:
Proses budidaya maggot:
Pengolahan maggot dari sampah organik memberikan dampak positif dalam mengurangi tumpukan sampah rumah tangga, menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dari segi pemanfaatan sampah tersebut. Dan juga dapat meningkatkan penghasilan karena memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran, serta dihasilkan pupuk organik sisa media tumbuh maggot lalat BSF.
Alizahatie, H. (2019). Budidaya Black Soldier Fly Dengan Memanfaatkan Limbah Rumah Tangga Sebagai Alternatif Pakan Ikan Air Tawar Dan Unggas. Litbang Pertanian Kota Blitar, 1(1), 1–30.
Azir, A., Harris, H., & Haris, R. B. K. (2017). Produksi dan Kandungan Nutrisi Maggot (Chrysomya Megacephala) Menggunakan Komposisi Media Kultur Berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan, 12(1), 34–40.
Budiyanto, A., Purnomo, C. W., Sarastuti, D., Alchusnah, R. H., Yusmiyati, & Noviyani, P. (2019). Pengolahan Sampah Organik Dengan Black Soldier Fly (BSF). In Buku Saku Pengabdian Masyarakat RSA UGM dan PIAT UGM (Vol. 1).
Kementrian Pertanian. (2016). Lalat Tentara Hitam Agen Biokonversi Sampah Organik Berprotein Tinggi. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. https://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/2557
Mungkin sering Kamu mendengar kampanye untuk mengurangi sampah plastik. Tapi tahukah bahwa sebenarnya tumpukan sampah di TPA justru didominasi oleh sampah organik? Iya, sampah organik yang seharusnya bisa terurai secara alami, namun justru menjadi ancaman dan sulit terurai karena menumpuk dan tercampur bersama sampah anorganik.
Sampah masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia yang memproduksi hingga 175.000 ton sampah per hari. Ironisnya, sebagian besar adalah sampah sisa makanan, yang sebenarnya masih bagus dan segar serta bisa diolah kembali. Bahkan juga bisa dikonsumsi lagi!
Tak percaya? Simak deh 4 cara mengolah sampah organik di bawah ini!